picture widgets

POPULER HARI INI

Total Tayangan

PENGUNJUNG KE

IP
free counters

Prosedur Perawatan Engine Bensin Dan Pemeriksaan

Posted by SEPUTAR INFOMU

Engine yang sudah dioperasikan akn mengalami perubahan fisik pad komponen - komponennya seperti pada: blok motor, kepala silinder, mekanik katup, poros engkol, kelengkapan piston, poros nok dan lainnya. Perubahan fisik tersebut dapat menggangu kinerja mesin. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan perawatan secara rutin/berkala, agar tingkat perubahan yang terjadi dapat ditekan seminimal mungkin. Peawatan rutin komponen –komponen engine dilakukan tidak secara langsung pada komponen – komponen tersebut diatas, tatapi pada system – system yang mendukung kinerja mesin. Pada industry perotomotifan perawatan rutin terhadap komponen – komponen engine disebu dengan tune-up engine. Adapun perawatan yang dimaksud meliputi:
1. Perawatan system pendinginan
Gangguan pada system pendinginan secara umum akan berakibat meningkatnya suhu kerja engine yang akhirnya akan mengganggu kinerja engine. Gangguan langsung yang dirasakan antara lain: tenaga berkurang, bahan bakar boros, komponen – komponen engine mengalami kerusakan pekerjaan perawatan berkala pada system pendinginan meliputi:
a. Pemeriksaan tinggi air pendingin yang terdapat pada tangki penampung (reservoir). Jika tinggi air kurang isilah hingga garis full.
b. Memeriksa kondisi air pendingin
Periksalah air pendingin kemungkinan kotor terdat karat atau tercemar oli.
c. Memeriksa system pendinginan
Periksa kemungkinan terjadi:
1. Kerusakan fisik pada radiator atau slang radiator
2. Kerusakan pada klem slang radiator
3. Kisi – kisi radiator berkarat
4. Kebocoran pada pompa air, pipa radiator (core), penguras

d. Dengan menggunakan alat tes tutup radiator (radiator cap tester) periksalah kondisi pegas dan katup vakum dari tutup radiator. Tutup perlu diganti bila tekanan pembukaan dibawah angka spesifikasi pabrik, atau jika secara fisik rusak.
Tekanan pembukaaan katup:
STD : 0,75-1,05 kg/cm
Limit : 0,6 kg/cm
(sesuaikan dengan ketentuan manual)
e. Memeriksa tali kipas
1. Tali kipas diperiksa secara visual kemungkinan terjadi: retak, perubahan bentuk, aus atau terlalu keras, terkena oli atau paslin/grease.
2. Persinggungan yang tidak sempurna antara tali dan puli
f. Memeriksa dan menyetel tegangan tali kipas
Dengan tekanan 10 kg/cm, tekan tali seperti pada gambar defleksi/kelenturan tali:
Pompa air – alternator ; 7-11 mm
Engkol – compressor ; 11-14 mm
Bila tidak memenuhi spesifikasi pabrik lakukan penyetelan tali kipas dengan SST penyetelan tali kipas.
Tegangan tali kipas :
Baru :100-150 Lbs
Lama : 60-100 Lbs
(sesuai dengan ketentuan manual)
2. Membersihkan saringan udara/ air filter
Gangguan pada saringan udara akan berakibat tenaga engine berkurang dan bahan bakar boros. Adapun prosedur perawatannya sebagai berikut:
a. Melepas saringan udara dari engine. Jangan sampai ada benda yang masuk ke karburator
b. Hembuskan tekanan udara dari sisi dalam elemen
c. Bila elemen rusak atau terlalu kotorsupaya diganti
3. Memeriksa baterai
Kemampuan kerja baterai akan mengalami penurunan seiring dengan pemakaian. Kinerja baterai yang kurang baik akan menyebabkan; sulit untuk menstater engine, gannguan pada system penerangan dan peralatan tambahan (assesoris)
Perawatan baterai meliputi:
a. Pemriksaan secara visual:
Pemeriksaan baterai kemungkinan:
1. Penyangga baterai berkarat
2. Terminal longgar
3. Kontak baterai rusak atau bocor
b. Mengukur berat jenis elektrolit
1. Memeriksa berat jenis baterai dengan hydrometer
Berat jenis : 1,25- 1,27 pada suhu 20 C
2. Perikss jumlah elektrolit pada setiap sel. Ketinggian elektrolit harus berada antara garis upper level dan lower level
4. Memeriksa system pelumasan
System pelumasan merupakanbagian vital pada engine. Gangguan pada sitem pelumasan akan beakibat: suhu engine meningkat berlebihan, komponen komponen engine cepat aus dan tenaga mesin akan terasa berkurang. Perawatan pada system pelumasan meliputi:
a. Memeriksa tinggi oli
Tinggi oli harus berada antara garis L dan F, bia kurang harus ditambah, periksalah kemungkinan ada kebocoran, dan perbaikilah

b. Memeriksa kondisi oli
Periksa oli kemungkinan kotor, tercemar air atau sudah berubah warna karena terbakar
c. Mengganti saringan oli (oil filter)
1. Membuka saringan oli dengan SST
2. Pasang saringan oli baru dengan tangan sampai kencang
3. Hidupkan mesin dan periksa kebocoran
4. Matikan mesin dan periksa tinggi oli, bila kurang tambah
5. Memeriksa, membersihkan dan menyatel busi
Busi adalah komponenyang memberikan loncatan api untuk proses pembakaran. Bila busi kotor,rusak akan berakibat : tenaga engine kurang, engine tidak dapat idel, pincang dan sulit distater. Perawatan busi meliputi:
a. Pemeriksan busi secara visual
1. Kemungkinan retak, kerusakan pada ulir atau isolator
2. Keausan pada elektroda
3. Gasket rusak atau berubah bentuk
4. Elektroda terbakar atau kotor berlebihan
b. Membrsihkan busi
1. Jangan menggunakan pembersih busi terlalu lama
2. Hembuskan kompoun dan karbon pembersih dengan udara tekan
3. Bersihkan ulir dan permukaan luar isolator
c. Menyetel celah busi
Memeriksa semua celah busi dengan alat pengukur celah. Jika diperlukan setelah celah busi dengan membengkokkan elektroda busi
6. Memerisa kabel tegangan tinggi
Gangguan kabel tegangan tinggi pengapian akan berakibat: engine sulit distater, tidak dapat idel, pincang dan tenaga kurang. Hal ini dapat terjadi karena tahanan kabel menjadi sangat besar. Periksalah semua kabel tegangan tinggi tahanan kabel: kurang dari 25 k
7. Distributor
Gangguan pada distributor akan berakibat kinerja system pengapian tidak sempurna, yang akhirnya akn menggangu kinerja engine: engine sulit distater, tenaga kurang, panas berlebihan dan komponen – komponen utama engine cepat rusak. Adapun perawatannya meliputi:
a. Memeriksa tutup distributor
Pemeriksaan distributor serta rotor dari kemungkinan
1. Retak, berkarat, kotor atau terbakar
2. Terminal – terminal kotor atau terbakar
3. Pegas karbon terminal tengah lemah atau macet
b. Menyetel celah platina atau celah udara
1. Jika platina aus, rusak atau terbakar ganti yang baru
2. Stel celah platina: celah blok : 0,45 mm
3. Stel celah udara antara rotor dan proyeksi koil (pengapian elektronik). Celah udara; 0,2-0,4 mm
c. Menyetel sudut dwell
Periksa sudut dwell tester.
Sudut dwell :50 – 54
d. Memeriksa saat pengpian
Stel putaran mesin pada putaran idel, oktan selector pada posisi standar. Pada putaran maksimsl 950 Rpm saat pengapian antara 5 – 15 sebelum TMA (sesuai dengan spesifikasi pabrik). Penyetelan pengapian dengan merubah posisi distributor serta manggunakan alat timing light
Jangan menyetel dengan oktan selector.

e. Memeriksa kerja governor advancer
1. Rotor harus kembali dengan cepat setelah diputar searah putaran rotor dan dilepas.
2. Rotor tidak boleh terlalu kendor
f. Memeriksa governor advancer dengan engine hidup
Hidupkan engine dan lepaskan slang vakum pada distributor. Saat pengapian berubah – ubah sesuai putaran engine.
g. Memeriksa kerja vakum advancer
Hubungan slang vakum pada distributor. Oktan selector akan berubah – ubah sesuai putaran engine
8. Menyetel celah katup
Perubahan pada setelan celah katup akn berkibat pemasukan gas baru dan pengeluaran gas bekas terganggu dan akan menyebabkan tenaga engine berkurang, putaran idel terganggu dan suara berisik.
Adapun prosedur penyetelannya sebabai berikut:
a. Menempatkan tanda timing
1. Panaskan engine kemudian matikan
2. Tepatkan silinder no 1 pada TOP kompresi

b. Mengencangkan baut – baut kepala silinder dan penumbuk katup
1. Baut kepala silinder : 5,4 – 6,6 kg.m
2. Baut penumbuk katup : 1,8 – 6,6 kg.m

c. Menyetel celah katup
Celah katup diukur diantara batang katup dengan lengan penimbuk (rocker arm)
Celah katup isap : 0,20 mm, buang : 0,30 mm (sesuai dengan ketentuan manual)
Putar 1x putaran setel pada TOP kompresi silinder 1 dan 4
Putar 2x putaran setel pada TOP kompresi silinder 2 dan 3

Related Post



Posting Komentar